Minggu, 21 Juni 2015

Taburan Koyah di Atas Kuah Bakso

Pentol yang disajikan
Ruangan dengan meja dan kayu jati
KALAU beli bakso, tentu Anda langsung dikirimi mangkok yang berisi kuah serta pentol. Paling tambahannya tahu atau bakwan atau gorengan.

Semua yang menentukan jumlah isi adalah penjual. Namun, lain kalau kita makan di Bakso Kuto Cak To. Sidoarjo.

Kita bisa memilih sendiri isi di dalam mangkok. Bisa juga dikatakan kita makan bakso dengan model prasmanan.

Pentolnya pun juga macam-macam. Mau yang besar atau yang disebut granat. Atau juga yang besar tapi pedas dengan isi lombok di dalamnya. Di Bakso Kuto Cak To, itu disebut bakso mercon.

Pentol kecilnya juga juga bervariasi. Ada yang biasa atau juga ada yang kasar karena berisi tulang muda.

Jika sudah penuh isi mangkok Anda, maka pramusaji tinggal memberikan kuah dalam mangkok. Nah, ada pembeda utama Bakso Kuto Cak To dengan ribuan penjual pentol kuah lainnya.

Bakso Kuto Cak To memberikan koyah kepada pembelinya. Koyah merupakan kerupuk udang yang dihancurkan menjadi halus dan lembut. Biasanya, koyah ditaburkan di soto Lamongan.

Harga di Bakso Kuto Cak To ditentukan dari seberapa banyak isi mangkok Anda. Tiap pentol kecil dijual Rp 2.500 dan pentol besar bisa Rp 5000-10.000.

LOKASI:
Di Sidoarjo, Bakso Kuto Cak To berada di Jalan Pahlawan atau tepatnya di depan sebuah restoran cepat saji terkenal. Ada yang menyebutkan di depan Stadion Gelora Delta, Sidoarjo atau juga di depan bundaran Jalan Pahlawan.

Kalau Anda dari luar kota, Surabaya atau Malang/Pasuruan, lokasinya dekat dengan pintu keluar Sidoarjo. Sebelum Anda memasuki Kota Udang, julukan Sidoarjo, pasti melewati Bakso Kuto Cak To.

Tempatnya juga sangat luas. Selain itu, meja dan kursinya terbuat dari kayu jati. Anda pasti akan betah dan akan selalu ingin mendatangi jika rindu akan bakso yang punya rasa
spesial. (*)

0 comments:

Posting Komentar